Rabu, Januari 19, 2011

Ta'aruf

Taaruf
Taaruf adalah kegiatan
bersilaturahmi, kalau pada masa ini
kita bilang berkenalan bertatap
muka, atau main/bertamu ke rumah
seseorang dengan tujuan
berkenalan dengan penghuninya.
Bisa juga dikatakan bahwa tujuan
dari berkenalan tersebut adalah
untuk mencari jodoh. Taaruf bisa
juga dilakukan jika kedua belah pihak
keluarga setuju dan tinggal
menunggu keputusan anak untuk
bersedia atau tidak untuk dilanjutkan
ke jenjang khitbah - taaruf dengan
mempertemukan yang hendak
dijodohkan dengan maksud agar
saling mengenal.
Sebagai sarana yang objektif dalam
melakukan pengenalan dan
pendekatan, taaruf sangat berbeda
dengan pacaran. Taaruf secara
syar`i memang diperintahkan oleh
Rasulullah SAW bagi pasangan yang
ingin nikah. Perbedaan hakiki antara
pacaran dengan ta ’aruf adalah dari
segi tujuan dan manfaat. Jika tujuan
pacaran lebih kepada kenikmatan
sesaat, zina, dan maksiat. Taaruf
jelas sekali tujuannya yaitu untuk
mengetahui kriteria calon pasangan.
Proses taaruf
Dalam upaya ta’aruf dengan calon
pasangan, pihak pria dan wanita
dipersilakan menanyakan apa saja
yang kira-kira terkait dengan
kepentingan masing-masing nanti
selama mengarungi kehidupan. Tapi
tentu saja semua itu harus dilakukan
dengan adab dan etikanya. Tidak
boleh dilakukan cuma berdua saja.
Harus ada yang mendampingi dan
yang utama adalah wali atau
keluarganya. Jadi, taaruf bukanlah
bermesraan berdua, tapi lebih
kepada pembicaraan yang bersifat
realistis untuk mempersiapkan
sebuah perjalanan panjang berdua.
Tujuan taaruf
Taaruf adalah media syar`i yang
dapat digunakan untuk melakukan
pengenalan terhadap calon
pasangan. Sisi yang dijadikan
pengenalan tidak hanya terkait
dengan data global, melainkan juga
termasuk hal-hal kecil yang menurut
masing-masing pihak cukup
penting. Misalnya masalah
kecantikan calon istri, dibolehkan
untuk melihat langsung wajahnya
dengan cara yang seksama, bukan
cuma sekedar curi-curi pandang
atau ngintip fotonya. Justru Islam
telah memerintahkan seorang calon
suami untuk mendatangi calon
istrinya secara langsung face to face,
bukan melalui media foto, lukisan
atau video.
Karena pada hakikatnya wajah
seorang wanita itu bukan aurat, jadi
tidak ada salahnya untuk dilihat.
Khusus dalam kasus taaruf, yang
namanya melihat wajah itu bukan
cuma melirik-melirik sekilas, tapi
kalau perlu dipelototi dengan
seksama. Periksalah apakah ada
jerawat numpang tumbuh di sana.
Begitu juga dia boleh meminta
diperlihatkan kedua telapak tangan
calon istrinya. Juga bukan melihat
sekilas, tapi melihat dengan
seksama. Karena telapak tangan
wanita bukanlah termasuk aurat.
Manfaat Taaruf
Selain urusan melihat fisik, taaruf
juga harus menghasilkan data yang
berkaitan dengan sikap, perilaku,
pengalaman, cara kehidupan dan
lain-lainnya. Hanya semua itu harus
dilakukan dengan cara yang benar
dan dalam koridor syariat Islam.
Minimal harus ditemani orang lain
baik dari keluarga calon istri atau dari
calon suami. Sehingga tidak
dibenarkan untuk pergi jalan-jalan
berdua, nonton, boncengan,
kencan, nge-date dan seterusnya
dengan menggunakan alasan taaruf.
Janganlah ta`aruf menjadi pacaran,
sehingga tidak terjadi khalwat dan
ikhtilath antara pasangan yang
belum jadi suami-istri ini.

Tidak ada komentar: