Senin, Maret 28, 2011

PENYEBAB MELEMAHNYA SILATURRAHIM

Oleh
Muhammad bin Ibrahim Al Hamd
Tali kekerabatan harus selalu rapat
dan erat. Beragam gejala yang
berpotensi merenggangkannya
mesti diantisipasi dengan cepat,
supaya keharmonisan hubungan
tetap terjaga, kuat lagi hangat.
Semua anggota kerabat akan
menikmati rahmat dariNya lantaran
menjunjung tinggi tali silaturahmi
yang sangat ditekankan oleh syariat.
Sebaliknya, ketidakpedulian terhadap
hubungan kekerabatan akan dapat
menimbulkan dampak negatif.
Alasannya, tali silaturahmi lambat
laun akan mengalami
perenggangan. Pemutusan tali
silaturahmi berdampak mengikis
solidaritas, mengundang laknat,
menghambat curahan rahmat dan
menumbuhkan suburnya egoisme.
Sering terdengar di masyarakat
pelbagai kasus putusnya tali
silaturrahim dengan berbagai
bentuknya. Terhadap pemutusan
silaturrahim ini, Islam sangat tegas
ancamannya. Allah berfirman:
ﻓﻬﻞﻋﺴﻴﺘﻢﺇﻥﺗﻮﻟﻴﺘﻢﺃﻥﺗﻔﺴﺪﻭﺍ
ﻓﻲﺍﻷﺭﺽﻭﺗﻘﻄﻌﻮﺍﺃﺭﺣﺎﻣﻜﻢ.
ﺃﻭﻟﺌﻚﺍﻟﺬﻳﻦﻟﻌﻨﻬﻢﺍﻟﻠﻪﻓﺄﺻﻤﻬﻢ
ﻭﺃﻋﻤﻰ ﺃﺑﺼﺎﺭﻫﻢ
"Maka apakah kiranya jika kamu
berkuasa kamu akan membuat
kerusakan di muka bumi dan
memutuskan hubungan
kekeluargaan? Mereka itulah orang-
orang yang dila'nati Allah dan Allah
tulikan telinga mereka dan Allah
butakan penglihatan mereka".
[Muhammad:22-23].
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam.
ﻻ ﻳﺪﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻗﺎﻃﻊ
"Tidak akan masuk surga orang
yang memutuskan silaturrahmi".
[HR Bukhari 5984 dan Muslim
2556].
Banyak faktor yang dapat menyulut
terjadinya pemutusan tali
silaturrahim. Namun ketidaktahuan
seseorang tentang itu, membuatnya
terjerumus dalam kesalahan.
BENTUK-BENTUK PEMUTUSKAN
SILATURRAHMI
Anjuranuntuk membina tali
silaturahmi sangat jelas.
Sebagaimana diterangkan Ibnul
Atsir, silaturahmi merupakan
cerminan berbuat baik kepada
keluarga dekat, berlemah-lembut
kepada mereka, memperhatikan
keadaan mereka baik ketika mereka
berada di daerah yang jauh maupun
ketika mereka melontarkankejelekan
kepadanya. Memutuskan tali
silaturrahim merupakan tindakan
yang berlawanan dengan itu semua.
Meski demikian, fenomena
pemutusan tali silaturrahmi kerap
kali terdengar di tengah masyarakat,
terutama akhir-akhir ini, saat
materialisme mendominasi. Saling
mengunjungi dan menasihati sudah
dalam titik yang memprihatinkan.
Hak keluarga yang satu ini sudah
terabaikan, tidak mendapatkan
perhatian yang semestinya. Padahal
jarak sudah bukan lagi menjadi
halangan di era kemajuan teknologi
informasi.
Di antara contoh kongkret bentuk
pemutusan silaturrahmi yang
muncul di tengah masyarakat
adalah :
1. Tidak adanya kunjungan kepada
sanak keluarganya dalam jangka
waktu yang panjang, tidak memberi
hadiah, tidak berusaha merebut hati
keluarganya, tidak membantu
menutupi kebutuhan atau mengatasi
penderitaankerabatnya. Yang
terjadi, justru menyakiti kerabatnya
dengan ucapan atau perbuatan.
2. Tidak pernah menghidupkan spirit
senasib dan sepenanggungan dalam
kegembiraanmaupun kesusahan.
Malah orang lain yang dikedepankan
daripada membantu keluarga
dekatnya.
3. Lebih sering menghabiskan waktu
dakwahnyakepada orang lain
daripada sibuk dengan keluarga
sendiri. Padahal, mereka lebih
berhak mendapatkan kebaikan. Allah
berfirman kepada NabiNya:
ﻭﺃﻧﺬﺭ ﻋﺸﻴﺮﺗﻚ ﺍﻷﻗﺮﺑﻴﻦ
"Dan berilah peringatan kepada
kerabat-kerabatmu yang terdekat".
[Asy Syu’ara : 214]
4. Ada juga orang yang mau
menjalin tali silaturrahmi, jika
keluarganya menyambung
silaturrahmi dengannya. Tapi ia akan
mengurainya,jika mereka
memutuskannya.
FAKTOR PENYEBAB TERPUTUSNYA
SILATURRAHMI
Sebagaimanatelah dikemukakan,
bahwa banyak hal yang dapat
menyebabkan terputusnya
silaturrahmi, di antaranya ialah:
1. Ketidaktahuan Bahaya
Memutuskan Tali Silaturrahmi.
Ketidaktahuanseseorang terhadap
akibat buruk yang akan dideritanya
dalam kehidupan dunia maupun
akhirat akibat memutuskan
silaturrahmi, telah menyebabkannya
melakukan pemutusan silaturrahmi
ini. Sebagaimana juga ketidaktahuan
seseorang tentang keutamaan
silaturrahmi, membuat dia malas
dan kurang semangat
melakukannya.
2. Ketakwaan Yang Melemah.
Orangyang melemah ketakwaan
serta agamanya, maka dia tidak
akan perduli dengan perbuatannya
yang memotong sesuatu yang
mestinya disambung. Dia tidak
pernah tergiur dengan pahala
silaturrahmi yang dijanjikan Allah
serta tidak merasa takut dengan
akibat dari pemutuskan silaturrahmi
ini.
3. Kesombongan.
Sebagianorang, jika sudah
mendapatkan kedudukan yang
tinggi atau menjadi saudagar besar,
dia berubah sombong kepada
keluarga dekatnya. Dia menganggap
ziarah kepada keluarga merupakan
kehinaan, begitu juga usaha
merebut hati mereka, dianggapnya
sebagai kehinaan. Karena ia
memandang, hanya dirinya saja
yang lebih berhak untuk diziarahi
dan didatangi.
4. Perpisahan Yang Lama.
Adajuga orang yang terputus
komunikasi dengan keluarga
dekatnya dalam waktu yang lama,
sehingga dia merasa terasingkan
dari mereka. Mula-mula dia
menunda-menunda ziarah, dan itu
terulang terus sampai akhirnya
terputuslah hubungan dengan
mereka. Diapun terbiasa dengan
terputus dan menikmati keadaannya
yang jauh dari keluarga.
5. Celaan Berat
Adasebagian orang, jika dikunjungi
oleh sebagian anggota keluarganya
setelah terpisah sekian lama, dia
menghujani saudaranya itu dengan
hinaan dan celaan. Karena dinilai
kurang dalam menunaikan haknya
dan dinilai terlambat dalam
berkunjung. Akibatnya, muncul
keinginan menjauh dari orang yang
suka mencela ini dan merasa takut
untuk menziarahinya lagi karena
khawatir dicela.
6. Memberatkan
Adaorang, jika dikunjungi oleh
sanak familinya, dia terlihat
membebani dirinya untuk
menjamunya secara berlebihan.
Dikeluarkannya banyak harta dan
memaksa diri untuk menghormati
tamunya, padahal dia kurang
mampu. Akibatnya, saudara-
saudaranya merasa berat untuk
berkunjung kepadanya karena
khawatir menyusahkan tuan rumah.
7. Kurang Memperhatikan Peziarah.
Adaorang, jika dikunjungi oleh
saudaranya, dia tidak
memperlihatkan kepeduliannya. Dia
tidak memperhatikan omongannya.
Bahkan kadang dia memalingkan
wajahnya saat diajak bicara. Dia
tidak senang dengan kedatangan
mereka dan tidak berterima kasih.
Dia menyambut para peziarah
dengan berat hati dan sambutan
dingin. Ini akan mengurangi
semangat untuk mengunjunginya.
8. Pelit Dan Bakhil.
Adasebagian orang, jika diberi rizki
oleh Allah berupa harta atau
wibawa, dia akan lari menjauh dari
keluarga dekatnya, bukan karena ia
sombong. Dia lebih memilih
menjauhi mereka dan memutuskan
silaturrahmi daripada membukakan
pintu buat kaum kerabatnya,
menerima mereka jika bertamu,
membantu mereka sesuai dengan
kemampuan dan meminta maaf jika
tidak bisa membantu. Padahal,
apalah artinya harta jika tidak bisa
dirasakan oleh kerabat!
9. Menunda Pembagian Harta
Warisan.
Terkadang ada harta warisan yang
belum dibagi di antara ahli waris;
entah karena malas atau karena ada
yang membangkang. Semakin lama
penundaan pembagian harta
warisan, maka semakin besar
kemungkinan akan menyebarnya
permusuhan dan saling membenci
diantara mereka. Karena ada yang
ingin mendapatkan haknya untuk
dimanfaatkan, ada juga ahli waris
yang keburu meninggal sehingga
ahli warisnya sibuk mengambil
haknya mayit yang belum
diambilnya, sementara yang lain
mulai berburuk sangka kepada yang
lainnya. Akhirnya perkara ini
menjadi ruwet dan menjadi kemelut
yang mengakibatkan perpecahan
serta membawa kepada pemutusan
silaturrahmi.
10. Kerjasama Antar Keluarga Dekat.
Sebagianorang bekerjasama
dengan saudaranya dalam suatu
usaha atau PT tanpa ada
kesepakatan yang jelas. Ditambah
lagi, dengan tidak adanya
tranparansi. Usaha ini terbangun
hanya berdasarkan suka sama suka
dan saling mempercayai.
Jika hasilnya mulai bertambah serta
wilayah usahanya semakin melebar,
mulai timbul benih perselisihan,
perbuatan zhalim mulai
mengemuka dan mulai timbul
prasangka buruk kepada yang lain.
Terutama jika mereka ini kurang
bertaqwa dan tidak memiliki sifat
itsar (yaitu sifat lebih mendahulukan
orang lain daripada dirinya), atau
salah seorang diantara mereka keras
kepala atau salah diantara mereka ini
lebih banyak modalnya
dibandingkan yang lainnya.
Dari suasana yang kurang sehat ini,
kemudian hubungan semakin
memburuk, perpecahan tak
terelakkan, bahkan mungkin bisa
berbuntut ke pengadilan. Akhirnya
di persidangan mereka saling
mencela. Allah berfirman:
ﻭﺇﻥﻛﺜﻴﺮﺍﻣﻦﺍﻟﺨﻠﻄﺂﺀﻟﻴﺒﻐﻲ
ﺑﻌﻀﻬﻢﻋﻠﻰﺑﻌﺾﺇﻻﺍﻟﺬﻳﻦﺀﺍﻣﻨﻮﺍ
ﻭﻋﻤﻠﻮﺍ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﺎﺕ ﻭﻗﻠﻴﻞ ﻣﺎﻫﻢ
"Dan sesungguhnya kebanyakan
dari orang-orang yang berserikat itu
sebagian mereka berbuat zhalim
kepada sebagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang shalih; dan
amat sedikitlah mereka ini".
[Shaad:24].
11. Sibuk Dengan Dunia.
Orangyang rakus dunia seakan
tidak memiliki waktu lagi untuk
menyambung silaturrahmi dan
untuk berusaha meraih kecintaan
kerabatnya.
12. Thalak Di Antara Kerabat.
Kadangthalak tak terelakkan antara
suami istri yang memiliki hubungan
kerabat. Ini menimbulkan berbagai
macam kesulitan bagi keduanya,
entah disebabkan oleh anak-anak
atau urusan-urusan lain yang
berkaitan erat dengan thalak atau
sebab yang lain.
13. Jarak Yang Berjauhan Serta Malas
Ziarah.
Kadang ada keluarga yang
berjauhan tempat tinggalnya dan
jarang saling berkunjung, sehingga
merasa jauh dengan keluarga dan
kerabatnya. Jika ingin berkunjung ke
kerabat, tempat ia yang tuju itu
terasa sangat jauh. Akhirnya jarang
ziarah.
14. Rumah Yang Berdekatan.
Rumahyang berdekatan juga bisa
mengakibatkan keretakan dan
terputusnya silaturrahmi.
Diriwayatkan dari Umar bin
Khaththab Radhiyallahu 'anhu, beliau
mengatakan: "Perintahkanlah kepada
para kerabat agar saling
mengunjungi bukan untuk saling
bertetangga".
Al Ghazali mengomentari perkataan
Umar ini: "Beliau mengucapkan
perkataan ini, karena bertetangga
bisa mengakibatkan persaingan hak.
Bahkan mungkin bisa
mengakibatkan rasa tidak suka dan
pemutusan silaturrahmi".
Aktsam bin Shaifi mengatakan:
"Tinggallah di tempat yang
berjauhan, niscaya kalian akan
semakin saling mencintai".
Kadang juga, kedekatan ini
menimbulkan masalah. Misalnya,
problem yang terjadi antara anak
dengan anak bisa merembet
melibatkan orang tua. Masing-
masing membela anaknya,
sehingga menimbulkan
permusuhan dan menyebabkan
pemutusan silaturrahmi.
15. Kurang Sabar.
Adasebagian orang yang tidak
sabar dalam menghadapi masalah
kecil dari kerabatnya. Terkadang
hanya disebabkan oleh kesalahan
kecil, dia segera mengambil sikap
untuk memutuskan silaturrahmi.
16. Lupa Kerabat Pada Saat
Mempunyai Acara.
Saatsalah seorang kerabat memiliki
acara walimah atau lainnya, dia
mengundang kerabatnya, baik
dengan lisan, lewat surat undangan
atau lewat telepon. Saat
memberikan undangan ini, kadang
ada salah seorang kerabat yang
terlupakan. Sementara yang
terlupakan ini orang yang berjiwa
lemah atau sering berburuk sangka.
Kemudian orang yang berjiwa
lemah ini menafsirkan kealpaan
kerabatnya ini sebagai sebuah
kesengajaan dan penghinaan
kepadanya. Buruk sangka ini
menggiringnya untuk memutuskan
silaturrahmi.
17. Hasad Atau Dengki.
Kadangada orang yang Allah
anugerahkan padanya ilmu,
wibawa, harta atau kecintaan dari
orang lain. Dengan anugerah yang
disandangnya, ia membantu
kerabatnya serta melapangkan
dadanya buat mereka. Karena
perbuatan yang baik ini, kemudian
ada di antara kerabatnya yang hasad
kepadanya.Dia menanamkan bibit
permusuhan, membuat kerabatnya
yang lain meragukan keikhlasan
orang yang berbuat kebaikan tadi,
dan kemudian menebarkan benih
permusuhan kepada kerabat yang
berbuat baik ini.
18. Banyak Gurau.
Seringbergurau memiliki beberapa
efek negatif. Kadangkala ada kata
yang terucap dari seseorang tanpa
mempedulikan perasaan orang lain
yang mendengarnya. Perkataan
menyakitkan ini kemudian
menimbulkan kebencian kepada
orang yang mengucapkannya. Fakta
sepertiini sering terjadi di antara
kerabat karena mereka sering
berkumpul.
Ibnu Abdil Baar mengatakan: "Ada
sekelompok ulama yang membenci
senda gurau secara berlebihan.
Karena akibatnya yang tercela,
menyinggung harga diri, bisa
mendatangkan permusuhan serta
merusak tali persaudaraan".
19. Fitnah.
Terkadang ada orang yang memiliki
hobi merusak hubungan antar
kerabat –iyadzan billah. Orang
seperti ini sering menyusup ke
tengah orang-orang yang saling
mencintai. Dia ingin memisahkan
dan mencerai-beraikan persatuan,
serta mengacaukan perasaan hati
yang telah menyatu.
Betapa banyak tali silaturrahmi
terputus, persatuan menjadi
berantakan disebabkan oleh fitnah.
Dan merupakan kesalahan terbesar
dalam masalah ini, yaitu percaya
dengan fitnah. Alangkah indah
perkataan seorang penyair yang
mengingatkan kita:
Siapa yang bersedia mendengarkan
perkataan para tukang fitnah,
maka mereka tidak menyisakan buat
pendengarnya
Seorangteman pun, meskipun
kerabat tercinta.
20. Perangai Buruk Sebagian Istri.
Terkadangseseorang diuji dengan
istri yang berperangai buruk. Sang
istri tidak ingin perhatian suaminya
terbagi kepada yang lain. Dia terus
berusaha menghalangi suami agar
tidak berziarah ke kerabat. Di
hadapan suami, istri ini memuji
kedatangan kerabat mereka ke
tempat tinggal suami dan
menghalangi suami untuk bertamu
ke kerabatnya. Sementara itu, ketika
menerima kunjungan dari kerabat,
dia tidak memperlihatkan wajah
gembira. Ini termasuk hal yang bisa
menyebabkan terputusnya
silaturrahmi.
Ada juga suami yang menyerahkan
kendali kepada istrinya. Jika istri
ridha kepada kerabat, dia
menyambung silaturrahmi dengan
mereka. Jika istri tidak ridha, maka
dia akan memutuskannya. Bahkan
sampai-sampai sang suami tunduk
kepada istrinya dalam berbuat
durhaka kepada kedua orang
tuanya, padahal keduanya sangat
membutuhkannya.
Demikian beberapa sebab yang bisa
memutuskan tali silaturrahmi.
Sebagai orang yang beriman, kita
harus menjauhi hal-hal yang dapat
menyebabkan terputusnya tali
silaturrahmi ini. oleh karena itu,
hendaklah kita menjaga silaturrahmi,
memupuknya,serta mencari
sarana-sarana yang bisa
mengokohkannya, agar tidak terkikis
olehderasnya arus budaya yang
merusaknya. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: