Rabu, Desember 08, 2010

MUHAMMAD

Muhammad bin ‘Abdullāh
(Arab: محمد بن عبد
الله; Transliterasi:
Muḥammad;[1] dieja
[mʊħɑmmæd]
( dengarkan); [2][3][4]
(ca. 570/571 Mekkah
[ مَكَةَ [/] مَكَهْ [ – 8 Juni,
632 Medina),[5] adalah
pembawa ajaran Islam,
dan diyakini oleh umat
Muslim sebagai nabi Allah
(Rasul) yang terakhir.
Menurut biografi
tradisional Muslimnya
(dalam bahasa Arab
disebut sirah), ia lahir
diperkirakan sekitar 20
April 570/ 571, di Mekkah
("Makkah") dan wafat
pada 8 Juni 632 di
Madinah. Kedua kota
tersebut terletak di
daerah Hejaz ( Arab Saudi
saat ini).
Michael H. Hart, dalam
bukunya The 100,
menetapkan Muhammad
sebagai tokoh paling
berpengaruh sepanjang
sejarah manusia. Menurut
Hart, Muhammad adalah
satu-satunya orang yang
berhasil meraih
keberhasilan luar biasa
baik dalam hal agama
maupun hal duniawi. Dia
memimpin bangsa yang
awalnya terbelakang dan
terpecah belah, menjadi
bangsa maju yang
bahkan sanggup
mengalahkan pasukan
Romawi di medan
pertempuran.[6]
Etimologi
Nama "Muhammad"
dalam sebuah kaligrafi
Arab karya Hattat Aziz
Efendi.[7]
"Muhammad" dalam
bahasa Arab berarti "dia
yang terpuji". Muslim
mempercayai bahwa
ajaran Islam yang dibawa
oleh Muhammad adalah
penyempurnaan dari
agama-agama yang
dibawa oleh nabi-nabi
sebelumnya. Selain itu di
dalam Al-Qur'an, Surah
As-Saff (QS 61:6)
menyebut Muhammad
dengan nama
" Ahmad" (أحمد), yang
dalam bahasa Arab juga
berarti "terpuji".
Sebelum masa kenabian,
Muhammad
mendapatkan dua
julukan dari para kaum
Quraisy yaitu Al-Amin
yang artinya "orang yang
dapat dipercaya" dan As-
Saadiq yang artinya
"yang benar". Setelah
masa kenabian para
sahabatnya
memanggilnya dengan
gelar Rasul Allāh (رسول
الله), kemudian
menambahkan kalimat
Shalallaahu 'Alayhi
Wasallam ( صلى الله
عليه و سلم , yang
berarti "semoga Allah
memberi kebahagiaan
dan keselamatan
kepadanya"; sering
disingkat "S.A.W" atau
"SAW") setelah namanya.
Kemudian Muhammad
mendapatkan julukan
Abu al-Qasim[8] yang
berarti "bapak Qasim",
karena Muhammad
pernah memiliki anak
lelaki yang bernama
Qasim, tetapi ia
meninggal dunia sebelum
mencapai usia dewasa.
Genealogi
Artikel utama untuk
bagian ini adalah: Silsilah
keluarga Muhammad
Silsilah Muhammad dari
kedua orang tuanya
kembali ke Kilab bin
Murrah bin Ka'b bin Lu'ay
bin Ghalib bin Fihr
(Quraish) bin Malik bin an-
Nadr (Qais) bin Kinanah
bin Khuzaimah bin
Mudrikah (Amir) bin Ilyas
bin Mudar bin Nizar bin
Ma`ad bin Adnan.[9]
Adnan merupakan
keturunan laki-laki ke
tujuh dari Ismail bin
Ibrahim, yaitu keturunan
Sam bin Nuh.[10]
Muhammad lahir di hari
Senin, 12 Rabi ’ul Awal
tahun 571 Masehi (lebih
dikenal sebagai Tahun
Gajah).
Riwayat
Kelahiran
Artikel utama untuk
bagian ini adalah: Maulud
Nabi Muhammad
Para penulis sirah
( biografi) Muhammad
pada umumnya sepakat
bahwa ia lahir di Tahun
Gajah, yaitu tahun 570 M.
Muhammad lahir di kota
Mekkah, di bagian Selatan
Jazirah Arab, suatu
tempat yang ketika itu
merupakan daerah paling
terbelakang di dunia, jauh
dari pusat perdagangan,
seni, maupun ilmu
pengetahuan. Ayahnya,
Abdullah[11], meninggal
dalam perjalanan dagang
di Yatsrib, ketika
Muhammad masih dalam
kandungan. Ia
meninggalkan harta lima
ekor unta, sekawanan
biri-biri dan seorang
budak perempuan
bernama Ummu Aiman
yang kemudian
mengasuh Nabi.[10]
Pada saat Muhammad
berusia enam tahun,
ibunya Aminah binti
Wahab mengajaknya ke
Yatsrib (Madinah) untuk
mengunjungi
keluarganya serta
mengunjungi makam
ayahnya. Namun dalam
perjalanan pulang, ibunya
jatuh sakit. Setelah
beberapa hari, Aminah
meninggal dunia di Abwa'
yang terletak tidak jauh
dari Yatsrib, dan
dikuburkan di sana.[9]
Setelah ibunya
meninggal, Muhammad
dijaga oleh kakeknya,
'Abd al-Muththalib.
Setelah kakeknya
meninggal, ia dijaga oleh
pamannya, Abu Thalib.
Ketika inilah ia diminta
menggembala kambing-
kambingnya disekitar
Mekkah dan kerap
menemani pamannya
dalam urusan dagangnya
ke negeri Syam (Suriah,
Libanon dan Palestina).
Hampir semua ahli hadits
dan sejarawan sepakat
bahwa Muhammad lahir
di bulan Rabiulawal,
kendati mereka berbeda
pendapat tentang
tanggalnya. Di kalangan
Syi'ah, sesuai dengan
arahan para Imam yang
merupakan keturunan
langsung Muhammad,
menyatakan bahwa ia
lahir pada hari Jumat, 17
Rabiulawal; sedangkan
kalangan Sunni percaya
bahwa ia lahir pada hari
Senin, 12 Rabiulawal atau
(2 Agustus 570M).[10]
Berkenalan dengan
Khadijah
Ketika Muhammad
mencapai usia remaja
dan berkembang menjadi
seorang yang dewasa, ia
mulai mempelajari ilmu
bela diri dan memanah,
begitupula dengan ilmu
untuk menambah
keterampilannya dalam
berdagang. Perdagangan
menjadi hal yang umum
dilakukan dan dianggap
sebagai salah satu
pendapatan yang stabil.
Muhammad menemani
pamannya berdagang ke
arah Utara dan
secepatnya tentang
kejujuran dan sifat dapat
dipercaya Muhammad
dalam membawa bisnis
perdagangan telah
meluas, membuatnya
dipercaya sebagai agen
penjual perantara barang
dagangan penduduk
Mekkah.
Seseorang yang telah
mendengar tentang anak
muda yang sangat
dipercaya dengan adalah
seorang janda yang
bernama Khadijah. Ia
adalah seseorang yang
memiliki status tinggi di
suku Arab dan Khadijah
sering pula mengirim
barang dagangan ke
berbagai pelosok daerah
di tanah Arab. Reputasi
Muhammad
membuatnya terpesona
sehingga membuat
Khadijah memintanya
untuk membawa serta
barang-barang
dagangannya dalam
perdagangan.
Muhammad dijanjikan
olehnya akan dibayar
dua kali lipat dan
Khadijah sangat terkesan
dengan sekembalinya
Muhammad dengan
keuntungan yang lebih
dari biasanya.
Akhirnya, Muhammad
pun jatuh cinta kepada
Khadijah kemudian
mereka menikah. Pada
saat itu Muhammad
berusia 25 tahun
sedangkan Khadijah
mendekati umur 40
tahun, tetapi ia masih
memiliki kecantikan yang
menawan. Perbedaan
umur yang sangat jauh
dan status janda yang
dimiliki oleh Khadijah,
tidak menjadi halangan
bagi mereka, karena
pada saat itu suku
Quraisy memiliki adat dan
budaya yang lebih
menekankan perkawinan
dengan gadis ketimbang
janda. Walaupun harta
kekayaan mereka
semakin bertambah,
Muhammad tetap
sebagai orang yang
memiliki gaya hidup
sederhana, ia lebih
memilih untuk
mendistribusikan
keuangannya kepada
hal-hal yang lebih
penting.
Memperoleh gelar
Ketika Muhammad
berumur 35 tahun, ia
bersatu dengan orang-
orang Quraisy dalam
perbaikan Ka'bah. Ia pula
yang memberi keputusan
di antara mereka tentang
peletakan Hajar al-Aswad
di tempatnya. Saat itu ia
sangat masyhur di antara
kaumnya dengan sifat-
sifatnya yang terpuji.
Kaumnya sangat
mencintainya, hingga
akhirnya ia memperoleh
gelar Al-Amin yang
artinya "orang yang
dapat dipercaya".
Diriwayatkan pula bahwa
Muhammad percaya
sepenuhnya dengan ke-
Esaan Tuhan. Ia hidup
dengan cara amat
sederhana dan membenci
sifat-sifat angkuh dan
sombong. Ia menyayangi
orang-orang miskin, para
janda dan anak-anak
yatim serta berbagi
penderitaan dengan
berusaha menolong
mereka. Ia juga
menghindari semua
kejahatan yang biasa di
kalangan bangsa Arab
pada masa itu seperti
berjudi, meminum
minuman keras,
berkelakuan kasar dan
lain-lain, sehingga ia
dikenal sebagai As-Saadiq
yang memiliki arti "yang
benar".
Kerasulan
Bagian dari artikel
tentang
Nabi Islam
Muhammad
Kehidupan
Silsilah
Sebelum lahir
Para istri
Para sahabat
Ahl al-Bayt
Berada di Mekkah
Berada di Madinah
Pembebasan
Mekkah
Suksesi
Karier
Karier diplomat
Militer
Suami
Interaksi
Para budak
Umat Yahudi
Umat Kristen
Perspektif
Pandangan Islam
Pandangan
Orientalis
lihat • bicara •
sunting
Gua Hira tempat pertama
kali Muhammad
memperoleh wahyu
Muhammad dilahirkan di
tengah-tengah
masyarakat terbelakang
yang senang dengan
kekerasan dan
pertempuran dan
menjelang usianya yang
ke-40, ia sering
menyendiri ke Gua Hira'
sebuah gua bukit sekitar
6 km sebelah timur kota
Mekkah, yang kemudian
dikenali sebagai Jabal An
Nur. Ia bisa berhari-hari
bertafakur dan beribadah
disana dan sikapnya itu
dianggap sangat
bertentangan dengan
kebudayaan Arab pada
zaman tersebut dan di
sinilah ia sering berpikir
dengan mendalam,
memohon kepada Allah
supaya memusnahkan
kekafiran dan
kebodohan.
Pada suatu malam sekitar
tanggal 17 Ramadhan/ 6
Agustus 611, ketika
Muhammad sedang
bertafakur di Gua Hira',
Malaikat Jibril
mendatanginya. Jibril
membangkitkannya dan
menyampaikan wahyu
Allah di telinganya. Ia
diminta membaca. Ia
menjawab, "Saya tidak
bisa membaca". Jibril
mengulangi tiga kali
meminta agar
Muhammad membaca,
tetapi jawabannya tetap
sama. Akhirnya, Jibril
berkata:

Bacalah dengan
menyebut nama
Tuhanmu yang
menciptakan manusia
dari segumpal darah.
Bacalah, dengan nama
Tuhanmu yang Maha
Pemurah, yang mengajar
manusia dengan
perantaraan (menulis,
membaca). Dia
mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak
diketahuinya.(Al-Alaq 96:
1-5)

Ini merupakan wahyu
pertama yang diterima
oleh Muhammad. Ketika
itu ia berusia 40 tahun 6
bulan 8 hari menurut
perhitungan tahun
kamariah (penanggalan
berdasarkan bulan), atau
39 tahun 3 bulan 8 hari
menurut perhitungan
tahun syamsiah
(penanggalan
berdasarkan matahari).
Setelah pengalaman luar
biasa di Gua Hira tersebut,
dengan rasa ketakutan
dan cemas Muhammad
pulang ke rumah dan
berseru pada Khadijah
untuk menyelimutinya,
karena ia merasakan
suhu tubuhnya panas dan
dingin secara bergantian.
Setelah hal itu lewat, ia
menceritakan
pengalamannya kepada
sang istri.
Untuk lebih
menenangkan hati
suaminya, Khadijah
mengajak Muhammad
mendatangi saudara
sepupunya, yaitu
Waraqah bin Naufal, yang
banyak mengetahui
nubuat tentang nabi
terakhir dari kitab-kitab
suci Kristen dan Yahudi.
Mendengar cerita yang
dialami Muhammad,
Waraqah pun berkata,
bahwa ia telah dipilih oleh
Tuhan menjadi seorang
nabi. Kemudian Waraqah
menyebutkan bahwa An-
Nâmûs al-Akbar (Malaikat
Jibril) telah datang
kepadanya, kaumnya
akan mengatakan bahwa
ia seorang penipu,
mereka akan memusuhi
dan melawannya.
Wahyu turun kepadanya
secara berangsur-angsur
dalam jangka waktu 23
tahun. Wahyu tersebut
telah diturunkan menurut
urutan yang diberikan
Muhammad, dan
dikumpulkan dalam kitab
bernama Al Mushaf yang
juga dinamakan Al-
Qurʾān (bacaan).
Kebanyakan ayat-
ayatnya mempunyai arti
yang jelas, sedangkan
sebagiannya
diterjemahkan dan
dihubungkan dengan
ayat-ayat yang lain.
Sebagian ayat-ayat
adapula yang
diterjemahkan oleh
Muhammad sendiri
melalui percakapan,
tindakan dan
persetujuannya, yang
terkenal dengan nama
As-Sunnah. Al-Quran dan
As-Sunnah digabungkan
bersama merupakan
panduan dan cara hidup
bagi "mereka yang
menyerahkan diri kepada
Allah", yaitu penganut
agama Islam.
Mendapatkan pengikut
Artikel utama untuk
bagian ini adalah: As-
Sabiqun al-Awwalun
Selama tiga tahun
pertama, Muhammad
hanya menyebarkan
agama terbatas kepada
teman-teman dekat dan
kerabatnya. Kebanyakan
dari mereka yang
percaya dan meyakini
ajaran Muhammad
adalah para anggota
keluarganya serta
golongan masyarakat
awam, antara lain
Khadijah, Ali, Zaid bin
Haritsah dan Bilal. Namun
pada awal tahun 613,
Muhammad
mengumumkan secara
terbuka agama Islam.
Banyak tokoh-tokoh
bangsa Arab seperti Abu
Bakar, Utsman bin Affan,
Zubair bin Al Awwam,
Abdul Rahman bin Auf,
Ubaidah bin Harits, Amr
bin Nufail masuk Islam
dan bergabung membela
Muhammad. Kesemua
pemeluk Islam pertama
itu disebut dengan As-
Sabiqun al-Awwalun.
Akibat halangan dari
masyarakat jahiliyyah di
Mekkah, sebagian orang
Islam disiksa, dianiaya,
disingkirkan dan
diasingkan. Penyiksaan
yang dialami hampir
seluruh pengikutnya
membuat lahirnya ide
berhijrah (pindah) ke
Habsyah. Negus, raja
Habsyah,
memperbolehkan orang-
orang Islam berhijrah ke
negaranya dan
melindungi mereka dari
tekanan penguasa di
Mekkah. Muhammad
sendiri, pada tahun 622
hijrah ke Madinah, kota
yang berjarak sekitar 200
mil (320 km) di sebelah
Utara Mekkah.
Kronologi
Kehidupan
Muhammad
Tanggal dan
lokasi penting
dalam hidup
Muhammad
569
Meninggalnya
ayah, Abdullah
570
Tanggal lahir
(perkiraan), 20
April: Makkah
570
Tahun Gajah,
gagalnya
Abrahah
menyerang
Mekkah
576
Meninggalnya ibu,
Aminah
578
Meninggalnya
kakek, Abdul
Muthalib
583
Melakukan
perjalanan
dagang ke Suriah
595
Bertemu dan
menikah dengan
Khadijah
610
Wahyu pertama
turun dan menjadi
Nabi sekaligus
Rasul, kemudian
mendapatkan
sedikit pengikut:
As-Sabiqun al-
Awwalun
613
Menyebarkan
Islam kepada
umum: Makkah
614
Mendapatkan
banyak pengikut:
615
Hijrah pertama ke
Habsyah
616
Awal dari
pemboikotan
Quraish terhadap
Bani Hasyim
619
Akhir dari
pemboikotan
Quraish terhadap
Bani Hasyim
619
Tahun kesedihan:
Khadijah dan Abu
Thalib meninggal
620
Dihibur oleh Allah
melalui Malaikat
Jibril dengan cara
Isra' dan Mi'raj
sekaligus
menerima
perintah salat 5
waktu

Tidak ada komentar: