Rabu, Desember 08, 2010

Rukun iman

Keimanan dalam Islam
Keimanan itu, suatu keyakinan yang
dipercayai sepenuh jiwa dan hati. Di
dalam agama Islam itu ada Enam
Rukun Iman yang harus diyakini
setiap Muslim seperti tersebut di
bawah ini.
Iman kepada Allah.
Mempercayai bahwa Allah itu adalah
Zat (essensi) dan Ada (eksistensi)
pada Allah Maha Esa itu merupakan
satuan, Ada pada Allah itu bersifat
mutlak, berbeda dengan eksistensi
manusia bersifat nisbi. Aliran Sunni
menambahkan beberapa Sifat-Ilah
yang merupakan suatu kemestian
pada zat- nahi, yaitu Azali (al-
Qidam), kekal tanpa batas (al- Baqa),
berbeda dengan setiap kebaharuan
(Mukhâ lafat lil Hawâdits),
keberadaannya itu pada zat-Nya
sendiri (Qiyâmuhu bi Nafsihi), maha
esa (al-Wahdâniyat),
berkemampuan tanpa batas (al-
Qudrat), berkemauan tanpa
hambatan (al-Irâ dat), tahu atas
setiap sesuatu (al- Ilmu), hidup (al-
Hay � �t), mendengar (al- Samak),
menyaksikan (al-Bashar), berbicara
menurut zat-Nya (al-Kalam).
Itulah tigabelas sifat yang dinyatakan
mesti pada zat Allah. Dalam pada itu
ada sifat-sifat yang mustahil pada
zat Allah, yaitu lawan dari
sekaliannya itu.
Iman kepada Rasul- Rasul.
Kecuali mesti beriman terhadap Nabi
Muhammad, yang merupakan
bagian kedua pada Syahadatain,
maka setiap Muslim diwajibkan pula
mempercayai Rasul- Rasul Allah
pada masa-masa sebelumnya dan
memuliakannya.
Di dalam kitab suci Al-Qur'an
terdapat nama dua puluh lima Rasul
Allah, yang satu persatunya
disebutkan dengan nyata, yaitu :
Adam,
Idris,
Nuh,
Hud,
Shalih,
Ibrahim,
Luth,
Ismail,
Ishak,
Yaakub,
Yusuf,
Ayub,
Zulkifli,
Syu'aib,
Musa,
Harun,
Daud,
Sulaiman,
Ilyas,
Ilyasa,
Yunus,
Zakharia,
Yahya,
Isa,
dan
Muhammad.
Disamping nama-nama yang
tersebut di atas itu harus diimani
bahwa masih banyak Rasul-Rasul
dan Nabi-Nabi lainnya, yang nama
satu persatunya tidak disebut.
"Kami utus pada setiap ummat
itu seorang Rasul",
(Nahal, 16:36).
"Kami tidak akan memikulkan
siksa (atas sesuatu ummat)
kecuali lebih dahulu Kami utus
seorang Rasul,"
(Isra', 17:15).
Iman kepada Kitab- Kitab Allah.
Setiap Muslim diwajibkan
mengimani bahwa kepada setiap
ummat pada masa-masa
sebelumnya itupun diturunkan Kitab
Allah, seumpama : Taurat Musa,
Zabur Daud, dan Injil kepada Nabi
Isa. Akan tetapi kitab- kitab Allah itu
sudah tidak asli pada masa Nabi
Muhammad oleh karena sudah
mengalami berbagai tambahan dan
perubahan oleh tangan manusia.
"Mereka telah mengubah-ubah
kalam Allah dari pengertian
yang semestinya",
(Maidah, 5 : 13).
"Mereka mendengar kalam-
Allah, kemudian merubahnya
setelah mempertimbangkan
masak-masak",
(Baqarah, 2:75).
"Celakalah! bagi mereka yang
telah menulis Alkitab dengan
tangannya dan lalu mengatakan
Alkitab itu datang dari sisi
Allah",
(Baqarah, 2:79).
Thesis no.14-15 dan gerakan
Modernisasi dalam dunia Keristen
sendiri pada awal abad ke-20 telah
mengakui kenyataan yang
diungkapkan kitab suci Al-Qur'an
pada abad ke-7 masehi itu,
berbunyi :
"In many narrations: the Evangelists
recorded; not so much thing that
are true, as things which, even
though false, they judged to be
more profitable for their readers.
Until the time canon was defined
and constituted, the Gospels were
increased by additons and
corrections. There fore there
remained in them only a faint and
uncertain trace of the doctrine of
Christ." Bermakna:
"Dalam banyak kisah-kisah para
Penginjil itu mencacat, bukan karena
perkara- perkara itu dipandang
benar, tapi karena perkara- perkara
itu - sekalipun - palsu - dipandang
dapat menguntungkan pihak
pembacanya. Sampai kepada masa
pokok-pokok doktrin didefinisikan
dan ditetapkan maka Injil-Injil itu
telah meningkat oleh tambahan-
tambahan dan perbaikan- perbaikan
isinya. Justru karena itu di dalamnya
cuma tinggal jejak yang samar dan
takpasti mengenai ajaran Jesus
Kristus".
Gerakan Modernisasi dalam dunia
Kristen itu sejak awal abad ke-20
melahirkan : Unitarian Church, dan
Liberal Church, dan Free Church.
Gerakan Modernisasi dalam dunia
Kristen itu menganut keyakinan
bahwa Allah itu Maha Esa tanpa
oknum dan Jesus Kristus itu
manusia biasa tetapi menjabat Rasul
Allah (Prophet of God).
Iman kepada Malaikat.
Setiap Muslim diwajibkan
mempercayai eksistensi Malaikat,
yakni makhluk rohani yang
senantiasa tetap ber-Tasbih kepada
Allah Maha Esa,
(Zummar, 39:75).
Jumlahnya sangat banyak dan
cuma Allah saja mengetahui
jumlahnya itu. Sebagian
daripadanya memegang jabatan-
jabatan tertentu, seumpama :
Jibrail, Mikhail, Izrail, Israfil,
dan lainnya.
Manusia itu didampingi senantiasa
oleh dua Pencatat Mulia (Kirâ man
Kâtibîn), yang mencatat setiap
gerak-laku dan perbuatan manusia
itu, baikpun kebajikan maupun
kejahatan,
(Infithar, 82: 10-19).
Kecuali harus mempercayai
makhluk- makhluk rohani yang
disebut Malaikat itu, maka agama
Islam itupun mengakui eksistensi
dua jenis makhluk rohani lainnya;
Pertama, makhluk-makhluk rohani
yang bersifat jahat dan senantiasa
berusaha untuk menggoda dan
menyesatkan manusia, yaitu iblis
dan al Syayathin. Kedua, makhluk-
makhluk rohani yang dibebani
Taklif, seperti juga halnya dengan
manusia, yaitu Jin dan al- Jann.
Iman kepada Hari Kebangkitan.
Setiap Muslim diwajibkan
mempercayai bahwa alam semesta
itu pada suatu waktu kelak akan
mengalami kehancuran dan
kemusnahan, kemudian akan
disusul dengan Hari Kebangkitan
(Qiamat wal Ba'tsi).Manusia
dibangkitkan kembali untuk
menghadapi Peradilan Terakhir atas
segala tindak- lakunya di dalam
kehidupan duniawi,
(Baqarah. 2:56;
Mujâdalah. 58: 6,
8;
Mukminûn, 23:101;
Nahal, 16:84,
89).
Kitab Hidup satu persatunya akan
diserahkan dari arah kiri dan dari
arah kanan, yang mencatat
segalanya, baikpun yang paling
kecil, jangankan yang besar,
(Isrâ', 17: 71;
Hâqqah, 69:19,
24;
Insyiqaq, 84:7,
10;
Muthaffifîn, 83 :7,
18;
Kahfi, 18:30).
Allah dengan begitu tidak
sewenang- wenang atas setiap
keputusanNya, yakni Keputusan
Terakhir.
Iman kepada Qadha dan Qadar.
Qadha dan Qadar itu bermakna :
Ketetapan dan Perhinggaan.
Dimaksudkan ialah ketetapan dan
perhinggaan dari pihak Allah
terhadap makhluk-Nya.
Mari umpamakan kepada diri anda.
Bukan anda yang memilih dan
menetapkan siapa ibu- bapa anda.
Bukan anda yang memilih dan
menentukan dimana anda terlahir.
Bukan anda yang memilih dan
menentukan apabila anda itu
terlahir. Bukan anda yang memllih
dan menentukan apabila anda itu
tutup-usia. Sekaliannya itu adalah
Ketetapan dan Perhinggaan dari
Allah Maha Kuasa.
Akan tetapi kita akan tidak kuasa
berbuat apapun juga kecuali kita itu
hidup. Maka disitu berlaku pula
Ketentuan dan Perhinggaan dari
Allah Maha Kuasa, yaitu
menganugerahkan Hidup.
Disamping anugerah itu maka Allah
Maha Kuasa menganugerahkan pula
Iradat yang terbatas dan Qodrat
yang terbatas, yakni Kemauan dan
Kemampuan. Hidup. Dengan tiga
anugerah itu manusia punya
Kebebasan untuk memilih jalan
kehidupannya. Terhadap
kebebasannya itulah dipikulkan
Tanggung- jawab (Taklif) atas setiap
tindak-laku dan perbuatannya di
dalam kehidupan duniawi,
(Kahfi, 18: 29;
Baqarah, 2: 286),
baikpun amal Kebajikan maupun
amal Kejahatan.
*ISLAM*

Tidak ada komentar: